Konsep Framing
Menurut
Sudibyo (dalam Sobur 2002:163) Menjelaskan bahwa, dalam ranah komunikasi
analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner
untuk menganalisis fenomena atau aktifitas komunikasi. Konsep tentang framing
bukan murni konsep ilmu komunikasi, akan tetapi dipinjam dari ilmu kognitif.
Dalam praktiknya analisis framing membuka peluang bagi implementasi
konsep-konsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisa fenomena
komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis
berdasarkan konteks sosiologis, politis, dan kultural.
Menurut Pan dan Kosicki, (dalam
Eriyanto, 2002:252-253) terdapat dua konsepsi dari framing yang saling
berkaitan. Pertama dalam konsepsi psikologi, framing dalam konsep ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing
berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah
sejumlah informasi dan ditujukan dalam skema tertentu. Framing dilihat sebagai
penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik, khusus dan menempatkan elemen
tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi
seseorang.
Kedua konsep sosiologis, pandangan
ini lebih melihat pada konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami
sebagai proses bagaimana seseorang mengklarifikasikan, mengorganisasikan, dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluarnya,
frame berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan
dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu.
Framing
pada akhirnya menentukan bagaiman realitas itu hadir di hadapan pembaca atau
khalayak. Apa yang diketahui tentang realitas sosial pada dasarnya tergantung
bagaimana seseorang melakukan frame atas suatu peristiwa yang memberikan pemahaman
dan pemaknaan tertentu atas peristiwa itu. Framing dapat mengakibatkan suatu
peristiwa yang sama dapat menghasilkan berita yang secara radikal berbeda
apabila wartwan mempunyai frame yang berbeda ketika melihat peristiwa tersebut
dan menuliskan dalam berita. Apa yang dilaporkan oleh media seringkali
merupakan hasil pandangan mereka. (Erianto 2002:82).
Post a Comment